Musik

Jumat, 17 April 2015

Stress

A. Arti penting Stress

          Kita semua pernah mengalami stress. Stress dalam tingkat yang sedang perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stress yang jelek adalah stress yang yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stress ini bisa mengganggu jasmani maupun rohani.
          J. P. Chaplin mendefinisikan stress sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal yang sama diungkapkan dalam Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stress dinamakan stressor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stress, atau secara singkat disebut stress.
          Menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterprestasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”.

B. Tipe-tipe Stress Psikologi

– Tekanan
Biasanya tekanan muncul tidak hanya dalam diri sendiri, melainkan di luar diri juga. Karena biasanya apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.

– Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang diinginkannya.

– Konflik
Perbedaan pendapat, perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan itu akan menimbulkan konflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri, banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkan organisasi.

– Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut dan perasaan semacamnya itu merupakan suatu tanda atau sinyal seseorang mengalami kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa kurang nyaman, rasa tidak aman atau merasa terancam pada dirinya.

C. Symptom-Reducing Responses terhadap Stress

– Pengertian Symptom – reducing responses terhadap Stress
          Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.

– Mekanisme Pertahanan Diri
  • Indentifikasi. Suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut.
  • Kompensasi. Seorang individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang lain.
  • Overcompensation/Reaction Formation. Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
  • Sublimasi. Suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
  • Proyeksi. Perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak/kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas atau sifat yang tidak baik tersebut pada orang lain.
  • Introyeksi. Memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
  • Reaksi Konversi. Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
  • Represi. Konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan.
  • Supresi. Menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya.
  • Denial. Mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
  • Regresi. Mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan.
  • Fantasi. Apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan.
  • Negativisme. Perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
  • Sikap Mengritik Orang Lain. Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif.

D. Pendekatan “Problem-Solving” terhadap Stress

          Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
          Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).


Sumber:
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
http://anyoo.blogspot.com/2011/04/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar