Musik

Jumat, 06 Maret 2015

Kesehatan Mental

Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).

Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat ia hidup, masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian sosialnya.

Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental memiliki pengertian kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya. Tuntutan kenyataan yang dimaksud di sini lebih banyak merujuk pada tuntutan yang berasal dari masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di sekitarnya. M. Jahoda, seorang pelopor gerakan kesehatan mental, memberi definisi kesehatan mental yang rinci. Dalam definisinya, “kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri.”

Definisi dari Jahoda mengandung istilah-istilah yang pengertiannya perlu dipahami secara jelas yaitu penyesuaian diri yang aktif, stabilitas diri, penilaian nyata tentang kehidupan dan keadaan diri sendiri.

Penyesuaiaan diri berhubungan dengan cara-cara yang dipilih individu untuk mengolah rangsangan, ajakan dan dorongan yang datang dari dalam maupun luar diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh pribadi yang sehat mental adalah penyesuaian diri yang aktif dalam pengertian bahwa individu berperan aktif dalam pemilihan cara-cara pengolahan rangsang itu. Individu tidak seperti binatang atau tumbuhan hanya reaktif terhadap lingkungan. Dengan kata lain individu memiliki otonomi dalam menanggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik, melainkan dilihat secara holistik yaitu, mental dan fisik. Sesuai dengan definisi sehat menurut WHO (1947), kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis, tetapi aspek mental dan sosial juga, dan bukan hanya suatu keadaan yang terbebas dari penyakit, kecacatan dan kelemahan.

1. Konsep Sehat
          Sedangkan definisi sehat menurut UU Kesehatan no.23 tahun 1992 adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat atau tidaknya manusia dapat ditinjau dari 5 dimensi kesehatan, dimensi fisik, sosial, emosional, intelektual dan spiritual. Jika manusia dapat mengoptimalisasi kelima dimensi tersebut maka manusia dinyatakan sehat prima.

2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
          Sehat dan sakit merupakan hal yang sudah lahir semenjak anusia pertama ada di bumi. Sejarah kesehatan sudah dimulai dari jaman pra sejarah. Zaman dahulu interpretasi kelainan mental sering dikaitkan dengan hal-hal religius, filosofis dan kebiasan-kebiasan yang serign dilakukan masyarakat zaman dahulu. Oleh sebab itu, penanganan dengan metode ini menimbulkan banyak kesulitan dan sering kali tidak tepat. Pada zaman dahulu orang-orang yang mengalami gangguan mental mendapat perilaku yang kurang baik.

a. Zaman prasejarah
          Pada zaman purba segala macam jenis penyakit baik fisik maupun mental diyakini disebabkan oleh roh-roh jahat, halilintar dan manter dari musuh. Tidak ada unsur ilmiahnya sama sekali ,tetapi orang-orang prasejarah yang hidup berkelompok tidak mengucilkan anggotanya jika ada yang terkena gangguan mental hal ini merupakan spekulasi dari para peneliti. Para peneliti beranggapan demikian karena sejak zaman purba sudah ada dukun-dukun di setiap kelompok masyarakat prasejarah, dukun-dukun inilah yang menjadi saran penyembuh penyakit mental dengan metode yang tidak ilmiha, seperti membaca mantera.

b. Zaman Peradaban Awal
          Pada zaman peradaban awal seperti peradaban Mesir kuno, Yunani dan Cina, penyakit mental ditangani oleh para imam-imam agama. Masyarakat masih berpandangan jika penyakit mental disebabkan oleh roh-roh jahat.
Di Mesir, ilmu kedokteran sudah sangat maju pada zamannya meskipun masih berhubungan dengan hal magis seperti dewa penyembuh. Di dalam hieroglyph, ditemukan gambar otak dan terdapat deskripsi jika otak yang menjadi pengatur proses mental. Mesir kuno juga sudah memiliki Rumah Sakit untuk para penderita penyakit mental.
Di Cina, penyakit mental dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam tubuh manusia. Metode yang digunakan para tabib cina untuk menyembuhkan penyakit –baik mental atau fisik—dengan cara menyeimbangkan kembali Yin dan Yang manusia dengan ramuan herbal dan akupuntur. Bagi masyarakat cina, anggota keluarga yang terkena penyakit mental merupakan aib sehingga anggota kelauarga lainnya berusaha mencari tabib untuk segera mengobati anggota yang sakit hingga sembuh, meski harga yang dibayar mahal.
Yunani menyumbangkan teori-teori kesehatan modern yang hingga saat ini masih dipercaya. Yunani menggunakan pendekatan yang rasional dan manusiawi dalam mengidentifikasi gejala penyakit mental. Salah satu dokter yang terkenal dalam penyembuhan penyakit mental adalah Hippocrates dan Aesculapius. Aesculapius membangun rumah sakit untuk menyembuhkan penyakit mental di dalam kuil penyembuhan. Hippocrates merupakan bapak ilmu kedokteran dan beliau yang menemukan 4 tipe kepribadian manusia, koleris, sanguinis, plegmatis dan melankolis.

Sumber:
1. Semiun, Yustinus,2006, Kesehatan Mental 1, Yogyakarta: Kanisius.
2. https://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/definisi-kesehatan-mental/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar