Musik

Kamis, 26 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat IV


Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow

Pandangan dari Abraham Maslow yang optimistis dan humanistik tentang kodrat manusia ialah mempelajari berapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia secara utuh. Dalam pandangan humanistik ini, sebenarnya manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai.


A. Hierarki Kebutuhan Manusia

Menurut Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan-diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi, yakni aktualisasi-diri. Berikut 5 kebutuhan-kebutuhan itu dalam tingkatan dari yang rendah ke yang tinggi:


1.) Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis
          Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks. Pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup.

2.) Kebutuhan-kebutuhan Akan Rasa Aman
          Kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.

3.) Kebutuhan Akan Memiliki dan Cinta
          Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai pakaian yang sama dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain.

4.) Kebutuhan Akan Penghargaan
          Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat. Apabila kita merasakan suatu perasaan penghargaan dari, kita merasa yakin dan aman akan diri kita, kita juga merasa berharga dan adekuat.

5.) Kebutuhan Akan Aktualisasi-Diri
          Aktualisasi-diri didefinisikan sebgai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Dalam diri orang yang mengaktualisasikan diri, yakni orang yang bergerak atau tumbuh dengan cara yang sehat, kebutuhan-kebutuhan yang rendah tidak berbenturan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar..

Maslow menemukan bahwa individu yang sudah mencapai tingkat aktualisasi diri akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap peristiwa dalam kehidupan mereka dan juga mereka memiliki derajad kesehatan mental yang tinggi.


B. Kepribadian yang Sehat Menurut Maslow

Ada beberapa pendapat Maslow mengenai individu yang sehat itu seperti apa. Saya dapatkan dari beberapa referensi buku.

Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."

Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.


C. Perbedaan "Metaneeds" dengan "Deficiency needs"

Metaneeds atau "metakebutuhan" merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau ke arah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Disini terdapat B-values yakni tujuan-tujuan dalam dirinya sendiri, bukan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain.

Deficiency needs merupakan keadaan-keadaan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misal, apabila pada suatu waktu kita tidak makan, maka kita akan merasa ada kekurangan di dalam tubuh kita. Kekurangan tersebut bisa menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak. Kita memiliki suatu kebutuhan khusus (lapar) akan objek tujuan khusus (makanan).


D. Ciri-ciri "Actualized People"

Berikut ciri-ciri yang menggambarkan pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri:

1.) Mengamati Realitas Secara Efisien
          Individu yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif.

2.) Menerima diri mereka sendiri, orang-orang lain, secara kodrati seperti apa adanya
          Individu yang mengaktualisasikan-diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan.

3.) Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
          Bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.

4.) Fokus Pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
          Mereka senang melakukan pekerjaan mereka dan mengabdikan kebanyakan energi mereka kepada tugas tersebut.

5.) Memiliki Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
          Memiliki suatu kebutuhan yang untuk pemisahan dan kesunyian.

6.) Berfungsi secara Otonom
          Preferensi dan kemampuan untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik.

7.) Apresiasi yang Senantiasa Segar, Bukan Penuh Prasangka
          Senatiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu bagaimananapun seringnya pengalaman itu terulang, disertai perasaan kenikmatan yang segar, terpesona, dan kagum.

8.) Memiliki Pengalaman Mistik
          Diri dilampaui dan orang sehat itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan, dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan.

9.) Memiliki Minat Sosial
          Memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap semua manusia dan juga keinginan untuk membantu sesama.

10.) Hubungan Antarpribadi
          Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang lain dan mampu memiliki cinta yang lebih besar serta persahabatan yang lebih dalam.

11.) Watak yang Demokratis
          Membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, goglongan politik atau agama, ras dan warna kulit.

12.) Tidak Mencampurkan antara Sarana dan Tujuan
          Membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.

13.) Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
          Humor yang bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia pada umumnya, bukan kepada seorang individu yang khusus.

14.) Resistensi terhadap Inkulturasi
          Dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosial. Mereka mempertahankan batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka sendiri.

Sumber:


1. Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik (organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
2. Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penrbit Kanisius.
3. Siswanto. (2007). Kesehatan mental. Yogyakarta: Penerbit Andi.
4. http://rizkinurbaiti.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-sehat-menurut-maslow.html

Jumat, 20 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat III

Kepribadian Sehat Menurut Carl Rogers



· Pendekatan Rogers Terhadap Kepribadian

Tidak seperti Allport, yang datanya semata-mata diperoleh dari studi tentang orang-orang dewasa yang matang dan sehat, Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini (dia lebih suka menyebut mereka “klien-klien”), Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi (seperti dalam pendekatan Freud). Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien” (client-centered therapy). Jelas, metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Akan tetapi Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Menurutnya,orang yang sehat adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.


· Motivasi Orang yang Sehat: Aktualisasi

Rogers menempatkan suatu dorongan dalam sistemnya tentang kepribadian: memeliharakan, mengaktualisasikan dan meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis.
Tidak ada segi pertumbuhan dan perkembangan manusia beroperasi secara terlepas dari kecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat yang lebih rendah, kecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat yang lebih rendah, kecenderungan aktualisasi itu memungkinkan organisme hidup terus dengan membantu dan mempertahankan kebutuhan jasmaniah dasar.
Akan tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak daripada organisme: aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.


· Perkembangan Diri (Self)

Dalam masa kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari hal-hal lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian diri” (self concept).
Sebagai bagian dari self concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi dari orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran-gambaran diri yang konsisten, suatu keseluruhan yang terintegrasi di mana kemungkinan adanya beberapa ketidakharmonisan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagaimana yang mungkin diinginkannya untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan yang mengaktualisasikan diri muncullah suatu pola yang berkaitan. Situasi itu berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional.

Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini sebagai penghargaan positif (positive regard).

Positive Regard, yaitu suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, yang dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat tergantung pada sejauh mana kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
Self Concept, self concept yang berkembang pada anak sangat dipengaruhi oleh ibu, bagaimana anak mendapatkan kasih sayang atau tidak dari seorang ibu.
Conditional Positive Regard, kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik.
Unconditional Positive Regard, syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku.


· Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Roger berpendapat bahwa kepribadian yang sehat, yaitu bukan merupakan suatu keadaan yang ada, melainkan suatu proses “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi berlangsung terus dan statis. Tujuan, yakni orientasi ke masa depan, menarik individu kedepan dan mengembangkan segala segi dari diri.

Aktualisasi diri merupakan proses yang sukardan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan ujian, rentangan, dan pecutan terus menerus terhadap kemampuan seseorang.
Aktualisasi diri yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibalik topeng, yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka sebenarnya.
Roger memberikan lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri:

1. Keterbukaan pada pengalaman
Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya kepribadian defensif beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, tersembunyi dibelakang peran-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional karena mereka mengalami banyak emosi baik yang positif maupun negatif.
2. Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Pengalaman selalu dirasa segar dan baru. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya sehingga mereka dapat dengan bebas berpartisipasi didalamnya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang sehat akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada, informasi dapat berisi kebutuhan-kebutuhan, tuntutan-tuntutan sosial, ingatan-ingatan pada situasi yang serupa pada masa sekarang. Faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Perasaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku keadaan atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Roger percaya bahwa, orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi lingkungan, mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menggulangi perubahan-perubahan traumatis.


Sumber:
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Jumat, 13 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat II

Aliran Humanistik

Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.


Perbedaan diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, dan Humanistik

1) Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat pada diri setiap individu.

2) Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik, sementara aliran Humanistik memandang optimistik terhadap kodrat manusia yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan negative yang menghambat.

3) Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik.

4) Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hokum yang ada, sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.



Kesehatan Mental menurut Allport

Allport percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.

Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.

Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih tinggi.

Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
A. Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Orang-orang yang sehat bebas dari masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intense-intensi kea rah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
B. Motivasi pada pribadi yang sehat
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu dengan tujuan-tujuan khusus mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah. Motivasinya lebih kepada mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah satu tujuan telah terpenuhi. Contoh: ketika kebutuhan biologis sudah terpenuhi maka individu tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat memuaskannya.
C. Kriteria kepribadian yang sehat

1. Perluasan diri sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2. Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman-keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3. Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan.
4. Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan keterampilan-keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6. Pemahaman diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang seseungguhnya.
7. Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan nilai-nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan berdasarkan nilai-nilai dan pandangan orang lain.
Ketujuh hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar perkembangan yang sehat.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi 
kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.

Sumber:
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Universitas Gunadarma:Jakarta
Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Fromm. Kanisius:Yogyakarta
Schultz Duane. 1991. Pengantar Psikologi Kepribadian Non Psikoanalitik. Kanisius:Yogyakarta
https://putriapril.wordpress.com/2012/03/26/perbedaan-aliran-psikoanalisa-behavioristik-humanistik/

Jumat, 06 Maret 2015

Teori Kepribadian Sehat

A. Aliran Psikoanalisis

Pendiri dari aliran ini adalah Sigmund Freud (1856-1939). Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Menurut Freud kehidupan mental terbagi menjadi :

1. Alam Tidak Sadar

Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional. Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.

Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

2. Alam Bawah Sadar

Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain. Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

3. Alam Sadar

Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

B. Aliran Behavioristik

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:

– Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu

– Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium

Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan.

Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
Ivan Pavlov
Edward Lee Thorndike
John B. Watson
B.F. Skinner



C. Aliran Humanistik

Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.

D. Pendapat Allport

Kepribadian sehat menurut Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) “kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya”.Sedangkan sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.jadi kepribadian sehat adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal.

E. Pendapat Rogers

Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri (be myself) dan mengembangkan sifat serta potensi- potensi psikologis individu yang unik. Aktualisasi diri akan terbantu atau terhalang oleh pengalaman dan belajar khususnya dalam masa kanak- kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Saat mencapai usia tertentu (adolensi) individu akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, tentang pengalaman yang berhubungan dengan “aku” dan “aku dari yang bukan aku”.Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri yang seungguhnya dan konsep diri yang ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut cocok atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence.Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual yang disertai dengan pertentangan dan kekacauan batin,sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan cermat dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

PERANAN POSITIVE REGARDS

Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.

F. Pendapat Maslow

Maslow menganut prinsip holistik, yaitu sebuah prinsip yang meyakini suatu fenomena atau gejala itu hanya bisa dipelajari jika bersifat menyeluruh dan bersifat integral. Untuk itulah, teori kepribadian humanistik mengemukakan bahwa manusia atau individu itu harus dipelajari dengan dan secara menyeluruh, bukan memisahkannya menjadi beberapa elemen. Maka dalam teorinya, Maslow menyatakan bahwa motivasi itu mempengaruhi individu secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian tertentu saja. Semisal ketika kita lapar, yang menyebabkan dorongan (motivasi) itu bukan hanya perut, melainkan diri kita (manusia). Makanan memuaskan kita, bukan perut kita.

Teori kebutuhan bertingkat :

1.Kebutuhan-kebutuhan fisiologis

Adalah sekumpulan kebutuhan-kebutuhan dasar yang paling penting untuk segera dipenuhi karena terkait dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, udara, air dan yang lain. Jika kebutuhan ini belum terpenuhi, maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang di atasnya. Kebutuhan fisiologis terutama kebutuhan akn makanan adalah salah satu aspek penting untuk memahami tingkah laku manusia. Efek dari kelaparan atau kekurangan itu sungguh berpengaruh terhadap tingkah laku individu atau manusia, salah satunya ditunjukkan oleh moral yang menurun, seperti mencuri. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan ini menjadi pendorong dan berpengaruh kuat terhadap tingkah laku manusia dan manusia akan memenuhinya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.

2.Kebutuhan akan rasa aman

Menurut Maslow adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kenyamanan dan keteraturan dari keadaan lingkungan sekelilingnya.

3.Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki

Adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan interaksi dan ikatan emosional dengan individu yang lain, baik di lingkungan keluarga atau masyarakat. Individu akan mengalami keterasingan, kesepian apabila keluarga, teman atau pasangan hidup meninggalkannya. Ia akan mengalami penderitaan dalam hidupnya. Tapi bagi sebagian orang, dalam kesepiannya, ia bisa memunculkan suatu kreativitas. Maslow menekankan bahwa kebutuhan ini mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai. Menurut Maslow, kedua hal ini merupakan syarat terciptanya perasaan yang sehat. Tanpa cinta, seseorang akan dikuasai rasa kebencian, tak berharga dan kehampaan.

4.Kebutuhan akan rasa harga diri

Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah penghargaan yang berasal dari diri individu, yang mencakup rasa percaya diri, berkompetisi, kemandirian serta kebebasan. Individu ingin yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain diantaranya prestasi, pujian atau hadiah.Terpuaskannya kebutuhan ini akan menghasilkan rasa percaya diri, bahwa dirinya berharga serta berguna. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu akan frustasi, pesimis, merasa dirinya tak berharga. Maslow menyatakan bahwa rasa harga diri yang sehat adalah hasil dari individu yang bersangkutan atau pencapaiannya, bukan berdasar pada keturunan atau pun opini orang lain. Dan Maslow menyebutnya sebagai “bahaya psikologis” jika seseorang hanya mendasarkan dirinya pada opini orang lain.

5.Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Tanda dari aktualisasi diri menurut Maslow adalah hasrat individu mengungkapkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjadi apa yang dia inginkan. Maslow menegaskan bahwa aktualisasi diri bukan hanya berbentuk penciptaan karya-karya atau hasil dari kemampuan-kemampuan khusus.

G. Pendapat Erich Fromm

Dalam formulasi proses perkembangan individu, fromm memusatkan pada kondisi social dan cultural unik yang mempengaruhi proses perkembangan karakter dan pemuasan kebutuhan dasar serta eksistensi manusia.ini berbeda dari freud yang menekankan factor biologi. Fromm tertarik pada aspek cultural.fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non produktif.

Orientasi Produktif

Tipe karakter yang mengutamakan kehidupan (Biophilous Character Type). Dalam pandanga fromm, orang tipe ini mencintai kehidupan dan ingin membentuk atau mempengaruhi orang lain dengan cinta,dengan akal dan contoh.Fromm percaya bahwa tipe ini hanya dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaan jika mereka bebas dan independen dari control orang lain.tipe ini mampu menciptakan cinta yang dewasa. Berikut ini adalah aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut fromm. Cinta yang produktif,merupakan suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana patner-patner dapat mempertahankan individualitas mereka. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas, dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan relasional tercapai tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara.cintayang produktif menyangkut empat sifat yaitu: perhatian,tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, serta membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Cinta yang produktif merupakan suatu kegiatan bukan suatu nafsu.cinta produktif ini tidak terbatas pada cinta erotis, tetapi mungkin cinta persaudaraan atau cinta keibuan.

Pikiran yang produktif, meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajarinya, bukan pada kepingan-kepingan dan potongan-potongan gejala yang terpisah. Menurut fromm semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif dimana para pemikir didorong oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh permasalahan yang ada. Kebahagiaan,merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif.kebahagiaan bukan semata-mata suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan, melainkan juga suatu kondisi yang meningkatkat seluruh organism menghasilkan perubahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi seseorang. Suara Hati, merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.

Sumber :
1. http://agnesdevia.wordpress.com/2013/03/29/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran-psikoanalisa-aliran-behavioristik-dan-aliran-humanistik/
2. Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Kesehatan Mental

Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).

Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat ia hidup, masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian sosialnya.

Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental memiliki pengertian kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya. Tuntutan kenyataan yang dimaksud di sini lebih banyak merujuk pada tuntutan yang berasal dari masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di sekitarnya. M. Jahoda, seorang pelopor gerakan kesehatan mental, memberi definisi kesehatan mental yang rinci. Dalam definisinya, “kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi dan mengatasi masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri.”

Definisi dari Jahoda mengandung istilah-istilah yang pengertiannya perlu dipahami secara jelas yaitu penyesuaian diri yang aktif, stabilitas diri, penilaian nyata tentang kehidupan dan keadaan diri sendiri.

Penyesuaiaan diri berhubungan dengan cara-cara yang dipilih individu untuk mengolah rangsangan, ajakan dan dorongan yang datang dari dalam maupun luar diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh pribadi yang sehat mental adalah penyesuaian diri yang aktif dalam pengertian bahwa individu berperan aktif dalam pemilihan cara-cara pengolahan rangsang itu. Individu tidak seperti binatang atau tumbuhan hanya reaktif terhadap lingkungan. Dengan kata lain individu memiliki otonomi dalam menanggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik, melainkan dilihat secara holistik yaitu, mental dan fisik. Sesuai dengan definisi sehat menurut WHO (1947), kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis, tetapi aspek mental dan sosial juga, dan bukan hanya suatu keadaan yang terbebas dari penyakit, kecacatan dan kelemahan.

1. Konsep Sehat
          Sedangkan definisi sehat menurut UU Kesehatan no.23 tahun 1992 adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat atau tidaknya manusia dapat ditinjau dari 5 dimensi kesehatan, dimensi fisik, sosial, emosional, intelektual dan spiritual. Jika manusia dapat mengoptimalisasi kelima dimensi tersebut maka manusia dinyatakan sehat prima.

2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
          Sehat dan sakit merupakan hal yang sudah lahir semenjak anusia pertama ada di bumi. Sejarah kesehatan sudah dimulai dari jaman pra sejarah. Zaman dahulu interpretasi kelainan mental sering dikaitkan dengan hal-hal religius, filosofis dan kebiasan-kebiasan yang serign dilakukan masyarakat zaman dahulu. Oleh sebab itu, penanganan dengan metode ini menimbulkan banyak kesulitan dan sering kali tidak tepat. Pada zaman dahulu orang-orang yang mengalami gangguan mental mendapat perilaku yang kurang baik.

a. Zaman prasejarah
          Pada zaman purba segala macam jenis penyakit baik fisik maupun mental diyakini disebabkan oleh roh-roh jahat, halilintar dan manter dari musuh. Tidak ada unsur ilmiahnya sama sekali ,tetapi orang-orang prasejarah yang hidup berkelompok tidak mengucilkan anggotanya jika ada yang terkena gangguan mental hal ini merupakan spekulasi dari para peneliti. Para peneliti beranggapan demikian karena sejak zaman purba sudah ada dukun-dukun di setiap kelompok masyarakat prasejarah, dukun-dukun inilah yang menjadi saran penyembuh penyakit mental dengan metode yang tidak ilmiha, seperti membaca mantera.

b. Zaman Peradaban Awal
          Pada zaman peradaban awal seperti peradaban Mesir kuno, Yunani dan Cina, penyakit mental ditangani oleh para imam-imam agama. Masyarakat masih berpandangan jika penyakit mental disebabkan oleh roh-roh jahat.
Di Mesir, ilmu kedokteran sudah sangat maju pada zamannya meskipun masih berhubungan dengan hal magis seperti dewa penyembuh. Di dalam hieroglyph, ditemukan gambar otak dan terdapat deskripsi jika otak yang menjadi pengatur proses mental. Mesir kuno juga sudah memiliki Rumah Sakit untuk para penderita penyakit mental.
Di Cina, penyakit mental dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam tubuh manusia. Metode yang digunakan para tabib cina untuk menyembuhkan penyakit –baik mental atau fisik—dengan cara menyeimbangkan kembali Yin dan Yang manusia dengan ramuan herbal dan akupuntur. Bagi masyarakat cina, anggota keluarga yang terkena penyakit mental merupakan aib sehingga anggota kelauarga lainnya berusaha mencari tabib untuk segera mengobati anggota yang sakit hingga sembuh, meski harga yang dibayar mahal.
Yunani menyumbangkan teori-teori kesehatan modern yang hingga saat ini masih dipercaya. Yunani menggunakan pendekatan yang rasional dan manusiawi dalam mengidentifikasi gejala penyakit mental. Salah satu dokter yang terkenal dalam penyembuhan penyakit mental adalah Hippocrates dan Aesculapius. Aesculapius membangun rumah sakit untuk menyembuhkan penyakit mental di dalam kuil penyembuhan. Hippocrates merupakan bapak ilmu kedokteran dan beliau yang menemukan 4 tipe kepribadian manusia, koleris, sanguinis, plegmatis dan melankolis.

Sumber:
1. Semiun, Yustinus,2006, Kesehatan Mental 1, Yogyakarta: Kanisius.
2. https://blogkesehatanmental.wordpress.com/2011/03/29/definisi-kesehatan-mental/